Adat dan budaya Riau
Sistem kekerabatan
Setiap keluarga inti berdiam di rumah sendiri, kecuali
pasangan baru yang biasanya lebih suka menumpang di rumah pihak isteri sampai
mereka punya anak pertama. Karena itu pola menetap mereka boleh dikatakan
neolokal. Keluarga inti yang mereka sebut kelamin umumnya mendirikan rumah di
lingkungan tempat tinggal pihak isteri. Prinsip garis keturunan atau
kekerabatan lebih cenderung parental atau bilateral.
Hubungan kekerabatan dilakukan dengan kata sapaan yang khas.
Anak pertama dipanggil long atau sulung, anak kedua ngah/ongah, dibawahnya
dipanggil cik, yang bungsu dipanggil cu/ucu. Biasanya panggilan itu ditambah
dengan menyebutkan ciri-ciri fisik orang yang bersangkutan, misalnya cik itam
jika cik itu 'berkulit' hitam, ngah utih jika Ngah itu 'berkulit' putih, cu
andak jika Ucu itu orangnya pendek, cik unggal jika si buyung itu anak tunggal
dan sebagainya. Tetapi terkadang bila menyapa orang yang tidak dikenal atau
yang baru mereka kenal, mereka cukup memanggil dengan sapaan abang, akak, dek,
atau nak.
Pada masa dulu orang Melayu juga hidup mengelompok menurut
asal keturunan yang mereka sebut suku. Kelompok keturunan ini memakai garis
hubungan kekerabatan yang patrilineal sifatnya. Tetapi orang Melayu Riau yang
tinggal di daratan Sumatera sebagian menganut faham suku yang matrilineal. Ada
pula yang menyebut suku dengan hinduk atau cikal bakal. Setiap suku dipimpin
oleh seorang penghulu. Kalau suku itu berdiam di sebuah kampung maka penghulu
langsung pula menjadi Datuk Penghulu Kampung atau Kepala Kampung. Setiap
penghulu dibantu pula oleh beberapa tokoh seperti batin, jenang, tua-tua dan
monti. Di bidang keagamaan dikenal pemimpin seperti imam dan khotib.
Rumah tradisional
![]() |
| Rumah Melayu Riau, Lipat Kajang |
Dalam masyarakat Melayu tradisional, rumah merupakan
bangunan utuh yang dapat dijadikan tempat kediaman keluarga, tempat
bermusyawarah, tempat beradat berketurunan, tempat berlindung bagi siapa saja
yang memerlukan. Oleh sebab itu, rumah Melayu tradisional umumya berukuran
besar. Selain berukuran besar, rumah Melayu juga selalu berbentuk panggung atau
rumah berkolong, dengan menghadap ke arah matahari terbit.
| Rumah Melayu Riau, Atap Lontik/Lentik |
Jenis rumah Melayu meliputi rumah kediaman, rumah balai,
rumah ibadah dan rumah penyimpanan. Penamaan itu disesuikan dengan fungsi dari
setiap bangunan. Secara umum ada lima jenis rumah adat Melayu Riau yaitu:
Balai Salaso Jatuh atau Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar.
Rumah Melayu Atap Limas Potong.
Rumah Melayu Atap Belah Bubung.
Rumah Melayu Atap Lipat Kajang.
Rumah Melayu Atap Lontik.
Pakaian tradisional
Baju Kurung |
Baju Melayu Cekak Musang dan kain samping serta Baju Kurung
dengan selendang dan sarung.
Baju Melayu adalah pakaian umum bagi lelaki yang digunakan
secara umum oleh orang Melayu dan rumpunnya di nusantara, khususnya Riau. Ada
dua jenis yang pertama adalah baju kemeja lengan panjang yang memiliki kerah
kaku mengangkat dikenal sebagai kerah Cekak Musang. Sepasang baju dan celana
biasanya yang terbuat dari jenis yang kain yang sama yakni sutra, katun, atau
campuran polyester dan katun. Kain samping merupakan kain pelengkap yang sering
digunakan untuk dipadu padankan dengan Baju Melayu, baik terbuat dari kain
songket atau kain sarung. Sebuah tutup kepala berwarna hitam yang biasa dikenal
sebagai songkok atau peci dipakai untuk menyempurnakan pakaian tersebut.
Sedangkan bagi perempuan adalah baju Kurung berbentuk gaun
panjang longgar, yang terdiri dari rok dan blus. Biasanya bagian rok terbuat
dari kain panjang berbahan songket, sarung atau batik dengan lipatan di satu
sisi.
Masakan khas
| Nasi Lemak |
Hidangan Nasi Lemak tradisional lengkap bersama belacan,
gulai ayam, telur rebus, kacang goreng dan sambal teri.
Masakan tradisional Melayu Riau memiliki banyak persamaan
dengan masakan Rumpun Melayu lainnya dan Sumatra pada umumnya yang banyak
menggunakan rempah dan santan untuk menghasilkan makanan gulai yang berbumbu,
gurih, berlemak, dan kental hingga berwarna kemerahan dan kuning tua. Kebanyakan
menu masakan memakai bahan dasar ikan, dari patin, lomek, baung, teri, tengiri.
pari, serta udang-udangan, dan seringkali memakai daging kerbau atau lembu.
Bumbu tambahan yang umum digunakan adalah belacan. Hampir setiap masakan Melayu
disajikan bersama nasi putih atau dengan nasi lemak dan biasanya disantap
menggunakan tangan.
