Sabtu, 15 Oktober 2016

KEBUDAYAAN RIAU

Adat dan budaya Riau

Sistem kekerabatan

     Setiap keluarga inti berdiam di rumah sendiri, kecuali pasangan baru yang biasanya lebih suka menumpang di rumah pihak isteri sampai mereka punya anak pertama. Karena itu pola menetap mereka boleh dikatakan neolokal. Keluarga inti yang mereka sebut kelamin umumnya mendirikan rumah di lingkungan tempat tinggal pihak isteri. Prinsip garis keturunan atau kekerabatan lebih cenderung parental atau bilateral.
     Hubungan kekerabatan dilakukan dengan kata sapaan yang khas. Anak pertama dipanggil long atau sulung, anak kedua ngah/ongah, dibawahnya dipanggil cik, yang bungsu dipanggil cu/ucu. Biasanya panggilan itu ditambah dengan menyebutkan ciri-ciri fisik orang yang bersangkutan, misalnya cik itam jika cik itu 'berkulit' hitam, ngah utih jika Ngah itu 'berkulit' putih, cu andak jika Ucu itu orangnya pendek, cik unggal jika si buyung itu anak tunggal dan sebagainya. Tetapi terkadang bila menyapa orang yang tidak dikenal atau yang baru mereka kenal, mereka cukup memanggil dengan sapaan abang, akak, dek, atau nak.
     Pada masa dulu orang Melayu juga hidup mengelompok menurut asal keturunan yang mereka sebut suku. Kelompok keturunan ini memakai garis hubungan kekerabatan yang patrilineal sifatnya. Tetapi orang Melayu Riau yang tinggal di daratan Sumatera sebagian menganut faham suku yang matrilineal. Ada pula yang menyebut suku dengan hinduk atau cikal bakal. Setiap suku dipimpin oleh seorang penghulu. Kalau suku itu berdiam di sebuah kampung maka penghulu langsung pula menjadi Datuk Penghulu Kampung atau Kepala Kampung. Setiap penghulu dibantu pula oleh beberapa tokoh seperti batin, jenang, tua-tua dan monti. Di bidang keagamaan dikenal pemimpin seperti imam dan khotib.

Rumah tradisional


Rumah Melayu Riau, Lipat Kajang
     Dalam masyarakat Melayu tradisional, rumah merupakan bangunan utuh yang dapat dijadikan tempat kediaman keluarga, tempat bermusyawarah, tempat beradat berketurunan, tempat berlindung bagi siapa saja yang memerlukan. Oleh sebab itu, rumah Melayu tradisional umumya berukuran besar. Selain berukuran besar, rumah Melayu juga selalu berbentuk panggung atau rumah berkolong, dengan menghadap ke arah matahari terbit.






Berkas:Rumah Lontik.jpg
Rumah Melayu Riau, Atap Lontik/Lentik
     Jenis rumah Melayu meliputi rumah kediaman, rumah balai, rumah ibadah dan rumah penyimpanan. Penamaan itu disesuikan dengan fungsi dari setiap bangunan. Secara umum ada lima jenis rumah adat Melayu Riau yaitu:
Balai Salaso Jatuh atau Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar.
Rumah Melayu Atap Limas Potong.
Rumah Melayu Atap Belah Bubung.
Rumah Melayu Atap Lipat Kajang.
Rumah Melayu Atap Lontik.


Pakaian tradisional

Baju Kurung

     Baju Melayu Cekak Musang dan kain samping serta Baju Kurung dengan selendang dan sarung.
Baju Melayu adalah pakaian umum bagi lelaki yang digunakan secara umum oleh orang Melayu dan rumpunnya di nusantara, khususnya Riau. Ada dua jenis yang pertama adalah baju kemeja lengan panjang yang memiliki kerah kaku mengangkat dikenal sebagai kerah Cekak Musang. Sepasang baju dan celana biasanya yang terbuat dari jenis yang kain yang sama yakni sutra, katun, atau campuran polyester dan katun. Kain samping merupakan kain pelengkap yang sering digunakan untuk dipadu padankan dengan Baju Melayu, baik terbuat dari kain songket atau kain sarung. Sebuah tutup kepala berwarna hitam yang biasa dikenal sebagai songkok atau peci dipakai untuk menyempurnakan pakaian tersebut.
Sedangkan bagi perempuan adalah baju Kurung berbentuk gaun panjang longgar, yang terdiri dari rok dan blus. Biasanya bagian rok terbuat dari kain panjang berbahan songket, sarung atau batik dengan lipatan di satu sisi.



Masakan khas

Nasi Lemak
     Hidangan Nasi Lemak tradisional lengkap bersama belacan, gulai ayam, telur rebus, kacang goreng dan sambal teri.

Masakan tradisional Melayu Riau memiliki banyak persamaan dengan masakan Rumpun Melayu lainnya dan Sumatra pada umumnya yang banyak menggunakan rempah dan santan untuk menghasilkan makanan gulai yang berbumbu, gurih, berlemak, dan kental hingga berwarna kemerahan dan kuning tua. Kebanyakan menu masakan memakai bahan dasar ikan, dari patin, lomek, baung, teri, tengiri. pari, serta udang-udangan, dan seringkali memakai daging kerbau atau lembu. Bumbu tambahan yang umum digunakan adalah belacan. Hampir setiap masakan Melayu disajikan bersama nasi putih atau dengan nasi lemak dan biasanya disantap menggunakan tangan.

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar